Untuk memahami jenis alat ukur (instrumen) yang akan digunakan untuk pengambilan data,
maka seorang surveyor wajib memahami konsep data ukuran.
Pemahaman terhadap jenis data ukuran beserta spesifikasi teknis yang disyaratkan dalam TOR (Terms of Reference) menjadi dasar keputusan jenis peralatan survei yang akan digunakan.
JENIS DATA UKURAN
Sebagaimana tergambar di atas, data ukuran secara garis besar terbagi menjadi:
A. Jarak
- Jarak Horizontal, yang selanjutnya diistilahkan sebagai JARAK
- Jarak Vertikal, yang selanjutnya disebut sebagai BEDA TINGGI
- Jarak AB = Jarak terpendek antara A dan B ;
- Jarak terpendek = jarak horizontal (bukan jarak miring)
- Satuan dalam Sistem Metrik (milimeter, sentimeter, meter, kilometer) ;
- Metode pengukuran jarak : Langsung dan Tidak Langsung
- Jarak miring tidak dibahas secara khusus dalam bab ini, karena penggunaannya bersifat implisit di dalam kegiatan surveying.
- Sudut Horizontal, misal: sudut horizontal (umum), azimuth, dan bearing;
- Sudut Vertikal, misal: helling dan zenith
Penampang alat teodolit/theodolite (alat ukur sudut) |
- Sudut = selisih antara 2 arah;
- Jenis : Sudut Horizontal dan Sudut Vertikal;
- Satuan a.l. dalam Sistem Sexagesimal.
- Sistem satuan sudut yang dipakai di Indonesia adalah Sistem Sexagesimal;
- Sudut dinyatakan dalam derajat , menit dan detik (notasi : ˚ , ‘ , “ ).